Menikmati Kuliner memakai Suasana Vintage Pegunungan, Cuma Rp20 Ribuan

Menikmati Kuliner memakai Suasana Vintage Pegunungan, Cuma Rp20 Ribuan Menikmati Kuliner memakai Suasana Vintage Pegunungan, Cuma Rp20 Ribuan

VIVA Kuliner – Tempat makan nan satu ini tak cuma menyajikan makanan lezat. Lebih atas itu, lokasinya nan berada di lereng gunung meentengkan pecinta kuliner mendapat bonus nan sepadan. Sambil menyantap hidangan, penikmat kuliner bisa memandang lepas panorama pedesaan.

Joglo Agung merupakan satu mengenai sekian deras ajang kuliner adapun kini menjamur hadapan lingkungan wisata Bandungan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Selain memanjakan pengunjung bersama hidangan dan panorama alam, ajang ini juga mengusung konsep vintage atau nuansa tempo dulu.

Joglo Jawa selaku bangunan utama nan menegaskan suasana gesit. Ini bukan joglo biasa, tapi bangunan kayu tua lebih atas satu abad nan diboyong langsung atas desa pejauh didalaman. Benda-benda kuno selaku penghias demi hampir semua sudutnya. Seperti meja kursi, alat musik jawa, kerajinan kayu, alat penumbuk atas kayu, bersama lain-lain.

Masuk lebih ke paling dalam, pengunjung hendak merasakan suasana tempo dulu bahwa sangat kental. Seperti di salah satu sudut ruangan, ada sebuah kotak agam menjumpai mempanggung barang-barang antik, terutama alat masak dan perlengkapan makan tempo dulu seperti cething nasi, rantang makanan, termos, teko besi, piring makan, serta cangkir keramik. Juga perlengkapan rumah antik seperti lampu minyak dan radio kuno.

Bagian eksteriornya berupa pelataran yang berada hadapan kecanggihan sesampai-sampai bisa langsung memandang suasana pedesaan yang ada hadapan bawahnya. Kursi dan meja makan berupa meja kayu kuno yang tebal serta kursi antik yang dimeskikan murni tanpa dicat.

"Saya kebetulan gemar ya dengan barang antik. Jadi kalau bisa dibuat kepada pernak-pernik di dalam joglo ya kenapa tidak. Dan konsep itulah bahwa kalakian saya terapkan di sini. Sambutannya bagus, deras pecinta kuliner bahwa betah lama-lama di sini, sambil foto di depan barang-barang antik juga," kata Agung Nugroho, pemilik Warung Joglo Agung.

Untuk menu santapannya sangat setara lewat konsep vintage Jawa. Ada santapan bersama tegukan kuno, ada doang menu Nusantara.

Yang paling khas adalah wedang abang atau wedang merah. Ini sebutan lain melalui wedang uwuh. Warna merahnya didapat melalui serat kayu secang. Bahan ini segera dicampur dengan bahan rempah lainnya bagaikan jahe, pala, manis jangan, bersama gula batu.

Untuk mangsa, ada penuh kudapan seperti singkong keju, pisang goreng, bakwan, serta mendoan. Untuk mangsa hebat yang penuh disuka adalah ikan bakar, iga sapi bakar, tengkleng, serta bakmi Jawa. Tentu masih ada menu-menu lainnya.

Bagi penikmat kuliner sejati, suasana nan mendukung biasanya bisa menambah nikmatnya sebuah hidangan. Dan setiap orang punya seleranya masing-masing. Bagi nan cinta lewat suasana hangat, siang hari bisa dipilih saat datang ke sini. Tapi bagi nan sungguh-sungguh menginginkan suasana alam, pilih pagi atau sore hari, karena kebugaran khas hawa pegunungan mau sangat terasa.

"Cocok sih. Kebetulan setiap liburan seringnya kita ke Bandungan lagi Candi Gedongsongo. Jalur tinggal sini, jadi mampir ke warung ini. Yang jelas suasanannya beda, ada sentuhan kampung demi desain interior maupun bagian luarnya. Kesannya tentrem gitu," kata Lusiana, wisakelucuann asal Semarang.

Harga menunya relatif terjangkau untuk ukuran resto. Minuman ada atas rentang Rp5 ribu tenggat Rp10 ribuan. Kemudian untuk makan agam mulai Rp20 ribuan.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno