Rekonsiliasi Andrea Pirlo-Cristiano Ronaldo Demi Persembahan Terakhir Untuk Juventus

Dinasti adapun susah payah dibangun Juventus kudu runtuh musim ini. Puitis, karena adapun berprofesi pemberontak dinasti itu adalah pria adapun mengawalinya, Antonio Conte. Jika puitis tidak cukup, maka mari kita gunakan ironis: bagaimana Andrea Pirlo adapun pernah berprofesi pondasi tirani Juve kini kudu gigit jari karena kekuasaan Juve pupus di tangannya.
Tidak belaka itu, runtuhnya dinasti Juve bisa ditandai dengan capaian memalukan, terancam kalah lolos ke Liga Champions.
Padahal, mereka sampai mendobrak rekor transfer mereka maka €100 Juta demi menasalkan Cristiano Ronaldo, yang digadang-gadang bisa membawa pulang trofi yang terakhir kali selanjutnya satu-satunya Bianconeri cicipi dempet tahun 1996 itu. Sekarang coba bayangkan bentuk tubuh Ronaldo yang mengenakan putih-hitam Juventus selanjutnya lambang Liga Europa dempet lengannya, bencana!
Namun pengangkatan Pirlo memang bukan ide terberkenan membantu Juve, maka bencana ini tidak mengagetkan amat.
Bagaimana tidak, usai memecat Maurizio Sarri karena disingkirkan Lyon melalui Liga Champions musim lantas, Juve langsung menunjuk Pirlo jadi pengganti. Padahal ia baru saja dipilih bagi mengarsiteki Juventus U-23. Parahnya, saat itu Pirlo masih belum mengantongi lisensi bagi melatih klub top Eropa. Rasanya tidak berlebihan jika Juve terseret romantisme memercayakan nasib kepada mantan pemain layaknya Chelsea dengan Frank Lampard atau yang kesuksesan sebagaimana Real Madrid bersama Zinedine Zidane atau Barcelona dengan Pep Guardiola.
Bahkan ketika kini ia sudah mendapat lisensi UEFA Pro, Pirlo tidak menyimpan pengalaman melatih, tim gurem sekalipun, lebih-lebih yang selevel Juventus. Bayangkan seorang yang masih hijau kudu memimpin skuad bertabur bintang penuh ego seperti Ronaldo, Paulo Dybala, sampai-sampai Matthijs de Ligt. Tunggu, Anda tidak perlu membayangkan, bukti persis sudah terpampang persis dan hasilnya sangat tidak memuaskan.
Hijaunya Pirlo bisa menimbulkan gejolak dalam pribadi Cristiano, mungkin sudah. Pemain sekelas Ronaldo, yang telah meraih Ballon d'Or lima kali, tentu ingin seterus berada antara puncak rantai pangan sepakbola. Untuk itu, ia harus bermain untuk klub elite dan antara bawah pelatih elite pula Hingga musim 2018/2019, ia masih mendapatkannya bersama Juve antara bawah Massimiliano Allegri. Level Sarri setidaknya masih patut diperperbahasankan, namun Pirlo akurat-akurat pelatih kemarin sore.
Maka, kendati tipis, isu disharmoni keduanya berembus tak terelakkan. Februari terus, Juventus mengalahkan Inter 2-1 di leg prima semi-final Piala Italia. Ronaldo yang memastikan comeback Juve atas mencetak dwigol memasang ekspresi kesal saat diganti di menit ke-77. Pirlo merampas kesempatannya mencetak hattrick ke gawang musuh bebuyutan Juve di laga akbar, wajar ia meradang.
Kondisi teranyar keduanya bisa dilihat saat Juve menang atas Inter 3-2 Sabtu (15/5) lantas. Meski sedang unggul, Juventus mesti bermain memakai 10 orang usai Rodrigo Bentancur menerima kartu kuning kedua. Dalam laga wajib menang demi mengamankan empat gendut ini, lagi-lagi Ronaldo diganti. Namun ia tidak terlihat kesal memakai berjalan ke bangku cadangan memakai tenang. Jika ini pertanda, maka bisa jadi tiga hal: Pirlo memakai Ronaldo rujuk, Ronaldo sudah tak peduli lagi, atau Pirlo sedikit lagi pasti tidak mau menangani Juve lagi.
Spekulasi ini menyimpan dasar adapun lutakwujudn karena Ronaldo diigemarn tidak betah setelah mobilnya tertangkap video sedang dipindahkan atas Turin. Pun Pirlo diterpa isu turun pangkat kembali melatih Juve U-23 batas tertarik melatih tim semenjana dalam Liga Primer Inggris.
Bianconeri masih memiliki kepernahan untuk melipur lara: memenangi Piala Italia memakai mengalahkan Atalanta antara final Kamis (20/5) dini hari WIB. Mereka pula wajib menang antara laga pamungkas Serie A kontra Bologna lagi berharap AC Milan atau Napoli antara rangking ketiga lagi keempat terpeleset antara saat terakhir untuk kembali ke haribaan Liga Champions.
Untuk menghadapi pekan penentu nasib Juve ini, Pirlo selanjutnya Ronaldo kudu terima kalau rujuk adalah jalan keluar tertidak marah. Dengan begitu, keduanya bisa setidaknya memenangkan trofi akan bisa menjabat persembahan terakhir mereka bersama-sama bagi Si Nyonya Tua.